Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945
(Untag) Surabaya melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Non-Reguler semester genap tahun akademik 2024/2025. Supervisi dilakukan
pada 21 Juni 2025 sebagai bentuk pendampingan dan evaluasi atas pelaksanaan
program kerja mahasiswa di lapangan.
Mengusung tema ‘Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa’, kegiatan ini dirancang untuk mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada poin pengentasan kemiskinan (SDGs 1) dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat (SDGs 3).
Pelaksanaan KKN
berlangsung selama enam minggu, setiap akhir pekan, dengan total durasi 12 hari
kerja. Mahasiswa ditempatkan di sejumlah lokasi di Kabupaten Sidoarjo—antara
lain Desa Karangpuri, Candinegoro, Simoangin-angin, Jimbaran Kulon, Jimbaran
Wetan, dan Ketimang di Kecamatan Wonoayu; serta Desa Sawotratap di Kecamatan
Gedangan. Di Kota Surabaya, kegiatan berfokus di RW 07 dan 08, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Ketua LPPM Untag
Surabaya - Aris Heri Andriawan, S.T., M.T., menyatakan bahwa KKN bukan sekadar
kegiatan rutin akademik, tetapi merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
institusi pendidikan dalam mendukung agenda pembangunan nasional. “Mahasiswa
tidak hanya belajar dari masyarakat, tetapi juga didorong untuk memberikan
kontribusi nyata terhadap isu-isu lokal melalui pendekatan inovatif dan
berkelanjutan,” ujarnya.
Aris menjelaskan
bahwa mahasiswa tidak dilepas begitu saja ke lokasi, tetapi terlebih dahulu
melalui proses identifikasi kebutuhan masyarakat bersama tokoh setempat,
perangkat desa, dan dosen pembimbing lapangan. “Kami mendorong mahasiswa untuk
tidak membawa program yang sudah dikemas dari kampus, melainkan merancang
kegiatan berdasarkan potensi dan persoalan riil di lapangan. Inovasi berbasis
teknologi tepat guna menjadi pendekatan utama,” tambah Aris.
Salah satu
program unggulan datang dari kelompok KKN Non Reguler SUB 9 yang bertugas di RW
08, Kelurahan Wonorejo, Surabaya. Agus Fadeli - Teknik Elektro sekaligus
perwakilan kelompok, menjelaskan bahwa timnya melakukan revitalisasi program
bank sampah yang sebelumnya sempat berjalan namun tidak berkelanjutan. “Kami
melihat warga sebenarnya sudah memiliki fasilitas, tapi belum tergerak untuk
memilah sampah secara rutin. Maka dari itu, kami hadir untuk membangun kembali
kesadaran itu lewat pendekatan yang lebih nyaman dan aplikatif,” ujarnya.
Sebagai bentuk
dukungan, kelompok ini juga merancang sistem penerangan berbasis Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid untuk mendukung kenyamanan area bank
sampah. Fasilitas ini digunakan untuk mengoperasikan lampu dan kipas angin saat
kegiatan berlangsung. “Pengerjaannya kami selesaikan dalam sepuluh hari.
Setelah itu, kami lakukan supervisi dan penutupan kegiatan,” tambah Agus.
Program ini
dinilai berhasil menunjukkan penerapan teknologi terbarukan dalam konteks
pemberdayaan masyarakat berbasis kebutuhan lokal.
Tanggapan
positif datang dari warga, salah satunya Patriono, Ketua RT 3 Desa Jimbaran
Kulon. Patriono mengapresiasi program-program yang dibawa mahasiswa, seperti
hidroponik, pengelolaan sampah, serta instalasi sangkar burung hantu sebagai
metode alami pengendalian hama. “Ke depan, kami berharap koordinasi antara
mahasiswa dan perangkat desa bisa ditingkatkan agar kolaborasi lebih optimal,”
tuturnya.
Supervisi yang
dilakukan LPPM bertujuan memastikan kegiatan KKN tetap relevan, solutif, dan
berdampak nyata. Selain kehadiran fisik, mahasiswa dituntut untuk menghadirkan
perubahan melalui empati, inovasi, dan pemanfaatan teknologi yang dapat
langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (hn/rz)