Pelatihan Batik Shibori dan Furoshiki di Balai RW 11 Semolowaru Kota Surabaya
Selasa, 22 Oktober 2024 - 11:28:01 WIBDibaca: 27 kali
Pada era globalisasi ini, pengembangan keterampilan lokal menjadi salah satu kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di tengah arus modernisasi, pelestarian budaya lokal melalui keterampilan tradisional juga menjadi sangat penting. Pelatihan Batik Shibori dan Furoshiki di Semolowaru RW 11, Sukolilo, Surabaya yang diadakan oleh mahasiswa KKN Non Reguler 2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memiliki berbagai tujuan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Kedua pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan teknik-teknik baru dalam seni dan kerajinan, tetapi juga untuk memberdayakan komunitas lokal dengan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pelatihan Batik Shibori: Melestarikan dan Modernisasi Seni Tradisional
Batik Shibori adalah teknik pewarnaan kain yang berasal dari Jepang, yang menggabungkan seni lipat, ikat, dan celup untuk menciptakan pola yang unik dan indah. Meskipun teknik ini berasal dari Jepang, ia memiliki relevansi yang kuat dengan tradisi batik Indonesia. Pelatihan yang diadakan pada 26 Mei 2024 ini memberikan kesempatan kepada ibu-ibu PKK untuk belajar teknik baru yang dapat diaplikasikan dalam karya batik mereka.
PembuatanShibori
Dengan mempelajari Shibori, para peserta tidak hanya memperkaya keterampilan mereka tetapi juga membuka peluang baru untuk inovasi dalam produk batik lokal. Keterampilan ini dapat digunakan untuk membuat produk yang lebih variatif dan memiliki daya tarik tersendiri di pasar. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota komunitas, membangun kerjasama, dan saling berbagi ilmu.
PelatihanFuroshiki
Furoshiki adalah seni membungkus barang dengan kain yang juga berasal dari Jepang. Teknik ini menawarkan solusi pengemasan yang ramah lingkungan dan multifungsi. Pelatihan Furoshiki yang dilaksanakan pada 2 Juni 2024 dengan narasumber Ibu Dra. Eva Amalijah M.Pd selaku Dosen Program Studi Sastra Jepang dan Kei Katsuki Sense (Native Jepang) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi ibu-ibu PKK dan anggota Karang Taruna dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, sekaligus menambah keterampilan baru yang bermanfaat.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan berbagai cara untuk membungkus barang dengan kain yang dapat digunakan kembali, seperti membungkus hadiah, membawa belanjaan, atau bahkan sebagai aksesoris fashion. Dengan menguasai keterampilan Furoshiki, ibu-ibu PKK dapat mengajarkan kembali ilmu ini kepada keluarga dan tetangga, memperluas dampak positif dari pelatihan ini.