Bukan Sekadar Ospek, PKKMB 2024 Untag Surabaya Tawarkan Pengalaman Visual dan Moral Sumber Artikel
Jumat, 16 Agustus 2024 - 14:19:08 WIBDibaca: 143 kali
Kampus Merah Putih, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya), kembali menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2024 dengan tema yang begitu relevan: "Teknologi untuk Budi Pekerti". Sebuah tema yang memadukan kecepatan zaman dengan nilai-nilai yang sering kali dianggap ketinggalan—nilai-nilai moral. Koordinator Sie Acara PKKMB 2024, Dinda Lisna Amilia, S.Sos., MA, menjelaskan bahwa generasi Z, yang menjadi mayoritas peserta, sudah tumbuh bersama teknologi.
“Teknologi sudah menjadi teman bagi mereka, bahkan tidak bisa dipisahkan. Namun, di sisi lain, banyak dari mereka yang sulit memahami makna budi pekerti yang sesungguhnya,” ungkapnya dengan penuh keprihatinan pada Senin, 6 Agustus lalu. Menurut Dinda, banyak orang sekarang memahami budi pekerti sebatas tindakan kebaikan sehari-hari, sementara yang dimaksud jauh lebih dalam. PKKMB tahun ini pun dirancang untuk menggali lebih dalam lagi, memberikan pemahaman bahwa teknologi dan budi pekerti bukanlah dua kutub yang berlawanan, tapi dua sisi yang harus saling melengkapi. Era digital ini menuntut nilai moral tetap menjadi landasan utama dalam penggunaan teknologi.
Salah satu sesi menarik dalam PKKMB kali ini adalah kehadiran pendiri Good News From Indonesia (GNFI), sebuah media yang bertahan di tengah arus berita sensasional dengan menyajikan informasi positif. "GNFI menunjukkan bahwa kita bisa tetap menjaga integritas di tengah derasnya arus clickbait," jelas Dinda. Ia berharap sesi ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa baru, untuk selalu bijak dan berintegritas dalam memanfaatkan teknologi.
Untag Surabaya, di bawah kepemimpinan barunya, juga tidak main-main dalam menyiapkan visualisasi acara. Videotron dan TV Plasma akan mendominasi panggung PKKMB, memberikan pengalaman visual yang lebih menarik dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Ini bagian dari usaha kami untuk menanamkan rasa bangga sebagai bagian dari Untag Surabaya, dan memberikan pengalaman yang berbeda, bukan sekadar informasi yang membosankan," kata Dinda penuh semangat, Kamis (8/8/2024). Selain itu, rangkaian acara PKKMB 2024 juga semakin kaya dengan adanya re-launching maskot kampus, 'Owl', yang pertama kali diperkenalkan satu dekade lalu, pada 2014.
Ditambah dengan inovasi dalam konsep selebrasi, Treasure Hunt menggantikan Papermob yang sudah mulai terasa monoton. Kegiatan ini tidak hanya meriah tapi juga mendidik, mengajak para mahasiswa baru berpikir kreatif dan berkolaborasi dalam tantangan yang diberikan.
Meskipun PKKMB 2024 didominasi oleh unsur teknologi, budaya lokal tidak lantas diabaikan. Penampilan kesenian tradisional Bantengan disuguhkan sebagai bentuk pengenalan budaya kepada mahasiswa baru yang mungkin belum akrab dengan tradisi ini.
Dalam balutan teknologi, budaya tetap menjadi warna yang penting di Untag Surabaya. Dalam rangka menyukseskan acara ini, Sie Acara PKKMB 2024 mengerahkan dua kali lipat jumlah panitia dari tahun sebelumnya.
Mereka tidak hanya bekerja keras mengonsep acara, tetapi juga menangani tantangan visualisasi yang menjadi fokus utama tahun ini. Melibatkan mahasiswa lain dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas, mereka bersama-sama memastikan bahwa setiap detail acara bisa memberikan kesan yang mendalam bagi mahasiswa baru.
Mencoba meninggalkan kesan ospek sebagai ajang plonco, PKKMB 2024 hadir dengan suasana yang lebih menyenangkan. Para mahasiswa baru tidak hanya diberi tugas, tetapi juga diberi apresiasi yang nyata.
Mereka diajak mengikuti Treasure Hunt, membuat infografis, dan mengunggah foto dari keseruan acara. Setiap tugas ini nantinya akan mendapat hadiah, dari uang tunai hingga doorprize yang akan diberikan langsung oleh rektor kepada pemenang.
"Kami ingin mengajarkan mereka bahwa tugas dan tanggung jawab bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan penuh apresiasi," tutup Dinda dengan senyum optimis.
Dengan segala persiapannya, PKKMB 2024 Untag Surabaya tak hanya ingin menjadi pintu masuk bagi para mahasiswa baru, tetapi juga membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi dan budi pekerti dapat berjalan beriringan—sebuah bekal untuk menapaki masa depan dengan bijaksana.