Program Studi Sastra Jepang Lolos Hibah Matching Fund
Selasa, 09 Agustus 2022 - 15:06:01 WIBDibaca: 292 kali
Prodi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Untag Surabaya kali pertama memperoleh Hibah Matching Fund dari Dikti. Sabtu (30/7/22) Pembukaan Program Matching Fund diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Jepang di Kantor Desa Claket, Pacet, Kabupaten Mojokerto. Tema yang diusung yaitu “Pemanfaatan Kearifan Lokal guna Pengembangan Desa Wisata dan Kearifan Lokal Desa Wisata Claket Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto”. Pemerintah Desa Claket merupakan mitra Prodi Sastra Jepang dalam implementasi program Matching Fund pada tahun ini. Sebelum pembukaan Program Matching Fund telah dilakukan Perjanjian Kerja Sama antarpihak pada Bulan Maret 2022.
Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Claket – Umbar Mulyadi. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Untag Surabaya – Mateus Rudi Supsiadji, S.S., M.Pd. turut hadir dalam acara ini. Program Matching Fund Sastra Jepang diketuai oleh Dra. Endang Poerbowati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang. Adapun anggotanya terdiri atas dosen dan mahasiswa Prodi Sastra Jepang. Dra. Susiati, M.M. – Kepala Bidang Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur tampil sebagai pemateri dalam pelatihan perdana Matching Fund kali ini. Topik yang diangkat yaitu mengenai “Pelatihan Pelaksanaan Tata Kelola Wisata”.
Program Matching Fund merupakan program hibah pendanaan dari Dikti yang mendukung terlaksananya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program Matching Fund akan mendukung link and match perguruan tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Adanya pendanaan hibah ini dapat membantu peningkatan kinerja DUDI. Kolaborasi program yang akan dilakukan oleh Tim Prodi Sastra Jepang dan Tim Pemerintah Desa Claket antara lain: 1) pelatihan pelaksanaan tata kelola wisata, 2) lokal guide dan penambahan fasilitas wisata, 3) promosi dan pemasaran, 4) Branding Usaha Pariwisata, 5) Pembuatan papan informasi wisata dalam 3 bahasa (Indonesia, Jepang, dan Inggris), 6) pembuatan kuliner Jepang dengan bahan local, 7) pengembangan pusat wisata kuliner, dan 8) pelatihan pengolahan inovasi produk susu.